01/02/09


-->
Kadang kita sering melihat di mall-mall atau tempat umum, seorang anak menangis meraung-raung hanya karena ingin dibelikan mainan atau ingin sesuatu. Kita sering juga melihat anak sering memukul orangtuanya atau pengasuhnya, menjadi penakut, pembohong, cengeng dan lain-lain. Hal tersebut terjadi antara lain karena kita sering memakai cara yang salah dalam mengatasi anak ketika menangis. Kesalahan ini sering dilakukan oleh para orangtua, pengasuh atau orang dewasa lain secara sengaja baik tidak sengaja ketika mengatasi anak yang sedang menangis.
Kebanyakan diantara mereka sering mengambil cara “gampang” atau jitu untuk menenangkan si kecil untuk berhenti menangis. Padahal cara gampang dan jitu itu justru semakin merusak mental dan pola pikir sang anak, sehingga menjadikan anak itu mempunyai sifat cengeng, penakut, pembohong, kasar dan sifat-sifat buruk lainnya.Berikut ini adalah menurut Dedi Kasawardana cara atau tips dan trik yang lebih baik dalam mengatasi anak yang menangis sehingga bisa membuat anak tersebut tidak menjadi anak yang mempunyai sifat-sifat buruk diatas. Bahkan menjadi anak yang pemberani, sabar, sopan, halus tutur kata, dan lain-lain. Hanya ada dua hal penyebab yang “it’s okey” untuk seorang anak menangis.
Pertama adalah RASA SAKIT, yaitu apabila seorang anak merasakan sakit secara fisik termasuk lapar dan haus.
Kedua adalah RASA SEDIH, yaitu apabila seorang anak merasakan hal atau kejadian yang membuanya sedih. Hal-hal lain penyebab tangis antara lain MARAH, INGIN SESUATU, TAKUT, KANTUK, atau ALASAN GA JELAS, harus dibiasakan untuk tidak dijadikan alasan seorang anak untuk menangis. Apabila hal ini diterapkan sejak dini atau umur balita, maka Insya Allah anak kita menjadi anak yang tidak cengeng.Sekarang bagaimana menerapkan prinsip diatas? Kata kuncinya adalah KONTROL.
Ketika anak menangis, kita harus tetap tenang, jaga emosi, dan harus segera mencari tahu alasan atau penyebab kenapa sang anak menangis. Apabila ia menangis karena rasa sakit atau sedih, kita boleh menenangkan dia dengan lemah lembut, ditimang atau dibelai. Tapi apabila anak tersebut menangis karena marah, kantuk atau ingin mainan, maka kita harus menenangkan mereka dengan nada suara tegas dan berwibawa. Jaga emosi kita jangan sampai mengeluarkan suara tinggi apalagi marah yang meledak. Apabila tangis mereka tidak mereda, maka kita boleh memberikan sangsi seperti di strap, dilarang bermain, atau dibiarkan sampai lelah sendiri.
Hal ini memang kadang sulit dan mengganggu, namun kita harus tabah, sabar dan tega melakukan hal tersebut demi perkembangan psikologis dan pola pikir sang anak. Intensitas nada tegas dan wibawa kitapun harus seiring atau seimbang dengan nada tangis sang anak. Misalnya apabila tangis sang anak mulai mereda, maka nada suara kitapun harus mulai melembut. Jangan sekali-kali berlebihan, karena hal tersebut akan membuat wibawa kita malah berkurang. Jangan pernah mengeluarkan kata-kata kasar atau negatif. Apabila hal ini dilakukan sejak dini, maka lebih singkat waktu yang digunakan untuk membentuk pola pikir atau sifat anak yang tidak cengeng. Ketimbang apabila kita baru menerapkan hal ini misalnya ketika sang anak sudah berumur 3 tahun lebih
Ada EMPAT PANTANGAN TIDAK BOLEH kita lakukan dalam menenangkan seorang anak ketika menangis. Namun ironisnya keempat hal inilah yang justru sering dilakukan oleh para orangtua atau para pengasuh anak. Ke Empat pantangan tersebut adalah:MEMANJAKAN, MEMBOHONGI, MENAKUT-NAKUTI dan MEMUKUL.
1. Memanjakan. Cara ini tentu ada pengecualian. Apabila tangisan sang anak disebabkan karena rasa sakit atau sedih, maka cara ini boleh dilakukan selama tidak berlebihan atau dibuat-buat. Namun apabila tangisan sang anak karena marah atau ingin sesuatu, maka jangan kita memanjakan mereka karena akan membuat mereka berfikir bahwa TANGIS ADALAH SENJATA ampuh mereka.
2. MEMBOHONGI. Cara ini sangat sering dilakukan oleh para orangtua atau pengasuh untuk menenangkan anak ketika menangis. Misalnya anak menangis karena tak mau mandi, maka ia dibohongi dengan dijanjikan akan pergi jalan-jalan. Padahal setelah selesai mandi langsung makan dan tidur. Atau misalnya anak menangis karena pingin dibeliin mainan, maka ia dibohongin dengan dijanjikan akan dibelikan nanti sebentar lagi. Padahal ketika ia berhenti menangis, janji tersebut tidak pernah dipenuhi.. Hal ini sangat buruk bagi psikologis anak. Selain sang anak akan ikut menjadi pembohong juga, wibawa orangtua yang suka berbohong akan hilang dimata sang anak. Dan rasa percaya anak akan berkurang pada orangtua. Biasakanlah sang anak menerima keadaan apa adanya.
3. MENAKUT-NAKUTI. Cara ini juga lumayan sering juga dilakukan karena lumayan jitu untuk menghentikan tangisan sang anak. Akan tetapi cara ini mempunyai dampak yang buruk bagi sang anak. Cara ini dapat membuat sang anak menjadi penakut, kehilangan percaya diri, dan pemurung karena merasa takut akan hal-hal yang seharusnya tidak ditakuti. Misalnya seorang anak menangis di mall, maka kita sering menakut-nakuti dengan mengatakan “Awas nanti ditangkep pak satpam!” atau dengan mengatakan “Awas nanti dimarahin si om tuh!” sambil menunjuk pada seorang bapak2 yang lewat.. Kebiasaan menakut-nakuti ini harus dihilangkan agar sang anak tidak menjadi seorang penakut.
4. MEMUKUL. Cara ini adalah hal yang paling buruk karena bisa membuat sang anak menjadi trauma, rendah diri, kasar, violence atau bahkan menjadi seorang pembenci. Hindari melakukan pemukulan terhadap anak. Selalu kontrol emosi. Apabila sang anak sudah menangis berlebihan dan menyebalkan, dan anda sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menenangkannya, maka biarkanlah ia menangis sampai ia berhenti sendiri karena lelah..Tidak perlu panik, stress atau bahkan sampai emosi ketika menghadapi anak yang sedang menangis. Tetap tenang, sabar, jangan hiraukan pendapat orang lain ketika anak kita menangis ditempat umum. Yang penting adalah bagaimana kita tetap mengatasinya dengan cara yang benar.Memang tidak mudah dalam ngatasang anak yang suka menangis. Selain kata kunci yang sudah disebut diatas yaitu KONTROL, baik dalam hal emosi maupun tindakan.. Apabila sang ibu bersikap seperti ini, maka sang ayah, para pengasuh, nenek, om atau tante pun harus diberitahukan untuk bersikap yang sama terhadap anak tersebut.Berlakulah adil. Anak kita, meskipun masih balita. Seorang anak menangis adalah hal yang biasa. Namun apabila kita sering salah dalam mengatasinya, maka dampak psikologis, sifat dan cara berpikir sang anak akan menjadi negatif. Sehingga bagaimana cara kita mengatasi anak yang menangis menjadi hal yang sangat penting.
20.46 Iis Hasanah

-->
Kadang kita sering melihat di mall-mall atau tempat umum, seorang anak menangis meraung-raung hanya karena ingin dibelikan mainan atau ingin sesuatu. Kita sering juga melihat anak sering memukul orangtuanya atau pengasuhnya, menjadi penakut, pembohong, cengeng dan lain-lain. Hal tersebut terjadi antara lain karena kita sering memakai cara yang salah dalam mengatasi anak ketika menangis. Kesalahan ini sering dilakukan oleh para orangtua, pengasuh atau orang dewasa lain secara sengaja baik tidak sengaja ketika mengatasi anak yang sedang menangis.
Kebanyakan diantara mereka sering mengambil cara “gampang” atau jitu untuk menenangkan si kecil untuk berhenti menangis. Padahal cara gampang dan jitu itu justru semakin merusak mental dan pola pikir sang anak, sehingga menjadikan anak itu mempunyai sifat cengeng, penakut, pembohong, kasar dan sifat-sifat buruk lainnya.Berikut ini adalah menurut Dedi Kasawardana cara atau tips dan trik yang lebih baik dalam mengatasi anak yang menangis sehingga bisa membuat anak tersebut tidak menjadi anak yang mempunyai sifat-sifat buruk diatas. Bahkan menjadi anak yang pemberani, sabar, sopan, halus tutur kata, dan lain-lain. Hanya ada dua hal penyebab yang “it’s okey” untuk seorang anak menangis.
Pertama adalah RASA SAKIT, yaitu apabila seorang anak merasakan sakit secara fisik termasuk lapar dan haus.
Kedua adalah RASA SEDIH, yaitu apabila seorang anak merasakan hal atau kejadian yang membuanya sedih. Hal-hal lain penyebab tangis antara lain MARAH, INGIN SESUATU, TAKUT, KANTUK, atau ALASAN GA JELAS, harus dibiasakan untuk tidak dijadikan alasan seorang anak untuk menangis. Apabila hal ini diterapkan sejak dini atau umur balita, maka Insya Allah anak kita menjadi anak yang tidak cengeng.Sekarang bagaimana menerapkan prinsip diatas? Kata kuncinya adalah KONTROL.
Ketika anak menangis, kita harus tetap tenang, jaga emosi, dan harus segera mencari tahu alasan atau penyebab kenapa sang anak menangis. Apabila ia menangis karena rasa sakit atau sedih, kita boleh menenangkan dia dengan lemah lembut, ditimang atau dibelai. Tapi apabila anak tersebut menangis karena marah, kantuk atau ingin mainan, maka kita harus menenangkan mereka dengan nada suara tegas dan berwibawa. Jaga emosi kita jangan sampai mengeluarkan suara tinggi apalagi marah yang meledak. Apabila tangis mereka tidak mereda, maka kita boleh memberikan sangsi seperti di strap, dilarang bermain, atau dibiarkan sampai lelah sendiri.
Hal ini memang kadang sulit dan mengganggu, namun kita harus tabah, sabar dan tega melakukan hal tersebut demi perkembangan psikologis dan pola pikir sang anak. Intensitas nada tegas dan wibawa kitapun harus seiring atau seimbang dengan nada tangis sang anak. Misalnya apabila tangis sang anak mulai mereda, maka nada suara kitapun harus mulai melembut. Jangan sekali-kali berlebihan, karena hal tersebut akan membuat wibawa kita malah berkurang. Jangan pernah mengeluarkan kata-kata kasar atau negatif. Apabila hal ini dilakukan sejak dini, maka lebih singkat waktu yang digunakan untuk membentuk pola pikir atau sifat anak yang tidak cengeng. Ketimbang apabila kita baru menerapkan hal ini misalnya ketika sang anak sudah berumur 3 tahun lebih
Ada EMPAT PANTANGAN TIDAK BOLEH kita lakukan dalam menenangkan seorang anak ketika menangis. Namun ironisnya keempat hal inilah yang justru sering dilakukan oleh para orangtua atau para pengasuh anak. Ke Empat pantangan tersebut adalah:MEMANJAKAN, MEMBOHONGI, MENAKUT-NAKUTI dan MEMUKUL.
1. Memanjakan. Cara ini tentu ada pengecualian. Apabila tangisan sang anak disebabkan karena rasa sakit atau sedih, maka cara ini boleh dilakukan selama tidak berlebihan atau dibuat-buat. Namun apabila tangisan sang anak karena marah atau ingin sesuatu, maka jangan kita memanjakan mereka karena akan membuat mereka berfikir bahwa TANGIS ADALAH SENJATA ampuh mereka.
2. MEMBOHONGI. Cara ini sangat sering dilakukan oleh para orangtua atau pengasuh untuk menenangkan anak ketika menangis. Misalnya anak menangis karena tak mau mandi, maka ia dibohongi dengan dijanjikan akan pergi jalan-jalan. Padahal setelah selesai mandi langsung makan dan tidur. Atau misalnya anak menangis karena pingin dibeliin mainan, maka ia dibohongin dengan dijanjikan akan dibelikan nanti sebentar lagi. Padahal ketika ia berhenti menangis, janji tersebut tidak pernah dipenuhi.. Hal ini sangat buruk bagi psikologis anak. Selain sang anak akan ikut menjadi pembohong juga, wibawa orangtua yang suka berbohong akan hilang dimata sang anak. Dan rasa percaya anak akan berkurang pada orangtua. Biasakanlah sang anak menerima keadaan apa adanya.
3. MENAKUT-NAKUTI. Cara ini juga lumayan sering juga dilakukan karena lumayan jitu untuk menghentikan tangisan sang anak. Akan tetapi cara ini mempunyai dampak yang buruk bagi sang anak. Cara ini dapat membuat sang anak menjadi penakut, kehilangan percaya diri, dan pemurung karena merasa takut akan hal-hal yang seharusnya tidak ditakuti. Misalnya seorang anak menangis di mall, maka kita sering menakut-nakuti dengan mengatakan “Awas nanti ditangkep pak satpam!” atau dengan mengatakan “Awas nanti dimarahin si om tuh!” sambil menunjuk pada seorang bapak2 yang lewat.. Kebiasaan menakut-nakuti ini harus dihilangkan agar sang anak tidak menjadi seorang penakut.
4. MEMUKUL. Cara ini adalah hal yang paling buruk karena bisa membuat sang anak menjadi trauma, rendah diri, kasar, violence atau bahkan menjadi seorang pembenci. Hindari melakukan pemukulan terhadap anak. Selalu kontrol emosi. Apabila sang anak sudah menangis berlebihan dan menyebalkan, dan anda sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menenangkannya, maka biarkanlah ia menangis sampai ia berhenti sendiri karena lelah..Tidak perlu panik, stress atau bahkan sampai emosi ketika menghadapi anak yang sedang menangis. Tetap tenang, sabar, jangan hiraukan pendapat orang lain ketika anak kita menangis ditempat umum. Yang penting adalah bagaimana kita tetap mengatasinya dengan cara yang benar.Memang tidak mudah dalam ngatasang anak yang suka menangis. Selain kata kunci yang sudah disebut diatas yaitu KONTROL, baik dalam hal emosi maupun tindakan.. Apabila sang ibu bersikap seperti ini, maka sang ayah, para pengasuh, nenek, om atau tante pun harus diberitahukan untuk bersikap yang sama terhadap anak tersebut.Berlakulah adil. Anak kita, meskipun masih balita. Seorang anak menangis adalah hal yang biasa. Namun apabila kita sering salah dalam mengatasinya, maka dampak psikologis, sifat dan cara berpikir sang anak akan menjadi negatif. Sehingga bagaimana cara kita mengatasi anak yang menangis menjadi hal yang sangat penting.

24/01/09

Sudah 1,5 bulan lamanya aku keluar dari kantor yang dulu, CV Kiranatama, selama hampir 2 tahun itulah aku berkutat dengan namanya pekerjaan outsourcing di perusahaan tsb, aku bersyukur kepada Alloh SWT pernah menjadi bagian dari kiranatama, karena bisa menimba ilmu tentang proses bisnis outsourcing, awalnya aku mempertimbangkan keluar karena aku sering sakit kelelahan dikarenakan jarak tempuh ke kantor yang jauh dan sering juga terjebak kemacetan, jd berpikir, mungkinkah aku bekerja di rumah ?, so maka dari itu sekarang aku mencoba menjadi suami rumahan :D , pindah kuadran dari employee ke self-employee, memutuskan bekerja telecommuting dan mencari proyek outsourcing sendiri.

Banyak hal baru yang dihadapi, awalnya gusar karena ndak punya pekerjaan Full-time, setelah berjibaku selama lebih dari 3 minggu, dapat juga pekerjaan Full-time tetapi remote, senang tentu saja, apalagi mengingat puluhan proposal dan lamaranku yang ditolak. Menggali dan mencari pekerjaan telecommuting tidaklah mudah, apalagi dengan bahasa inggris-ku yang pas-pasan ditambah lagi skill ruby on rails yang baru 1,5 tahun, ragu-ragu, tetapi tetaplah harus dicoba, bismillah aku pun melangkah, dan berkeliaran lah aku di situs2 penyedia telecommuting job/remote job, beberapa yang aku coba, diantaranya adalah

http://www.workingwithrails.com
http://www.linkedin.com
http://jobs.rubynow.com
http://www.guru.com
http://www.odesk.com

Yang paling banyak aku kirim lamaran tentu saja workingwithrails.com, cuma dapat 2 wawancara, 1 dari Singapore dan 1 dari Australia, hasilnya “tidak diketahui”, selama beberapa hari aku menunggu email untuk mendapatkan hasilnya, ah sepertinya keduanya nyuekin daku tanpa satu patah kata pun penolakan, lalu berlanjut ke guru.com dapat 1 wawancara dari Amerika, deal tetapi aku cuma kuat beberapa hari, proyeknya sulit ditambah lagi gajinya juga sangat kecil, so resign deh, lalu beralih ke odesk.com dan melamar pulahan kali ndak ada respon, tetapi setelah aku ngambil test dan lulus ruby on rails, Alhamdulillah akhirnya dapat 2 proyek, keduanya dari Amerika, tetapi satu akhirnya aku lepas, karena khawatir ndak bisa fokus, oiya ini juga ditambah aku membanting harga “secukupnya” ketika melakukan penawaran, dari semua anggota team yang ada di projek tersebut, aku yang dihargai terendah kedua

Ah pikirku nggak masalah dibayar rendah juga, yang penting pengalaman dulu, uang mah belakangan, setelah 2 minggu berjalan ternyata ada kesulitan juga adaptasi, karena “hampir” tidak ada pengawasan, aku belum biasa untuk mengawasi diri sendiri, seringkali pekerjaan ditunda sampai malam hari, pagi dan siang malah dipakai chating atau maen Warcraft, imbasnya rada kewalahan dan capek karena terkadang mesti begadang sampai pagi, untung aja boss belum pernah sekalipun negur, ni sore ini aja aku malah ngeblog…… padahal kerjaan masih buanyak xixixixi, untungnya di team tersebut bukan hanya aku saja yang berasal dari Indonesia, ada teman dekatku yang sudah berkecimpung di dunia outsourcing dari tahun lalu, ternyata satu team dengan daku, ah syukurlah ada teman curhat, setidaknya lebih mudah curhat dengan menggunakan bhs indonesia ketimbang bhs inggris

Salah satu sisi positif bekerja remote adalah waktu lebih fleksibel, terserah kita bekerja kapan saja, tetapi negatifnya, kalau kurang disiplin bisa2 kerjaan numpuk dan akhirnya dikerjakan sampe subuh atau pagi, selain itu masalah terbesar bekerja remote adalah infrastuktur, mesti berinvestasi untuk mempunyai koneksi internet yang bagus, kalo kerja di kantor kita tidak memikirkan hal ini karena memang diurusi sama kantor, tapi kalo kerja remote, mikirin infrastruktur sangatlah penting, jujur aja aku diketawain sama client waktu dia tahu kalo kecepatan inetku cuma 7-9 KBps, dia bilang, it’s so 10 years ago, untung aja dia baik masih nerima aku walaupun koneksiku pas-pasan, paling ndak enak hati kalo internetnya mati, apalagi mati tersebut gara2 di ISP-nya mati lampu, bingung deh mau bilang apa ke client, aku pernah mengalami 2x tentang hal ini, syukurlah client masih sabar dan mengerti

Memang dengan kondisi infrastruktur internet indonesia yang payah, hal ini mesti disiasati, minimal Punya koneksi internet 2 macam, 1 utama, 1 cadangan, dalam konteks aku mungkin 2 minggu ke depan aku sudah harus switch ke koneksi speedy yang unlimited, dan untuk cadangan mesti beli HP GPRS, entahlah apa operatornya, mungkin matrix, lalu bagaimana kalau mati lampu ?, hmm mungkin bisa disiasati dengan Laptop (hiks aku lum punya laptop), ketika mati Lampu bisa lari ke hotspot terdekat, ya ya ya…. hotspot gratisan biasanya koneksinya payah……. mana bisa dipake kerja, apalagi setau saya biasanya akses SVN dan SSH diblok, tapi setidaknya dengan lari ke hotspot, messenger kita masih bisa Online, sehingga masih bisa keep in touch dengan boss atau rekan kerja yang lain, yah begitulah aku baru sadar sekarang ternyata bekerja di rumah pun butuh modal yang tidak sedikit

Sisi minus lain bekerja remote biasaya, jarang disediakan tunjangan, walaupun slot bekerja kita 8 jam sehari, tetap saja kita disebut sebagai “kontraktor” dan bukan “karyawan”, jadi perlu menyiasati untuk membuat tunjangan sendiri, misalnya inisiatif mendaftar di asuransi kesehatan, sisi positifnya karena posisi kita kontraktor, kalau mau kita bisa saja mendelegasikan pekerjaan kita ke orang lain alias meng-hire orang lain untuk menjadi karyawan kita, dengan demikian kita punya potensi untuk switch quadran ke business owner, tapi inipun tidaklah mudah karena integritas kita yang jadi taruhannya, jika salah pilih karyawan dan kita tidak bisa membinanya, bisa2 proyek jadi gagal, client kecewa, kita pun menunggak gaji karyawan, untuk hal ini aku belum berani, kalo temanku dia malah sudah punya 5 karyawan, dan uniknya dia belum punya CV atau PT untuk perusahaannya

Sisi minus yang lain adalah perkara bahasa dan mental, dari sisi bahasa seringkali aku kesulitan untuk mengungkapkan suatu ide yang memerlukan deskripsi yang panjang dan detail, alhasil ide kadang tercetus tidak sempurna, menyesal juga tentang hal ini, karena waktu SMP dulu aku membenci pelajaran bhs inggris, dari sisi mental perasaan inferior terkadang suka muncul, tapi ini biasanya akan segera terpulihkan kalo misalnya si bule rekan kerja kita ndak tahu tentang suatu subjek lalu nanya ke kita, pikirku “nah tu dia, bule juga manusia, ndak pinter2 amat koq ^-^”, jd berusaha bersikap biasa saja untuk mengatasi inferior ini

Sisi minus yang lain bekerja remote ini adalah saingannya banyak, terutama dari negara-negara berkembang sepertu India, Filipina, dan juga Negara-negara eropa timur seperti Rusia, Polandia dan Ukraina, apalagi terkadang ada juga yang banting harga edan-edanan, tetapi selama kita tekun dan berpikir positif, kalau kita yakin punya skill dan pengalaman, don’t worry proyek cepat atau lambat akan dapat, sisi positifnya kalau sudah dapat satu, wuiiih senangnya minta ampun, apalagi kalo di odesk segalanya ter-record dengan rapi, jadi history pekerjaan kita bisa jadi alat penawaran yang bagus bila kita akan mencari proyek selanjutnya

Dari sisi keluarga, bekerja di rumah juga memungkinkan kita lebih punya banyak waktu untuk keluarga, jadi sembari bekerja bisa juga bermesraan atau menggoda istri (ups), dan kalau nanti punya anak, mungkin akan punya waktu untuk mengantar atau menjemput anak sekolah, sisi negatifnya istri seringkali mesti mengalah untuk pemakaian komputer, kadang kasihan juga apalagi kami cuma punya 1 komputer, mungkin memang mesti punya rencana untuk membeli komputer khusus untuk bekerja

Nah terakhir tentu saja sisi minus di bagian penghasilan, kalo di odesk penghasilan biasanya berpindah tangan sampai beberapa kali, dari odesk lalu ke payment provider, dari payment provider barulah nyampe ke Bank ataupun ATM dan itu dalam jangka waktu berminggu-mingu, jika boss kita membayar gaji kita hari ini, maka uang tersebut paling cepat bisa diterima 3 minggu kemudian dengan dipotong beberapa kali, tetapi walaupun begitu penghasilan bersihnya masih lebih …………… eh cek sendiri deh di odesk…, berapa minimal uang yang diterima kontraktor tiap jam/bulan-nya :D

So kesimpulannya, walaupun ada banyak sisi minus, overall aku sangat bahagia dengan situasi ini, soalnya sisi positifnya lebih banyak ketimbang minusnya, cita-cita personal mungkin aku akan terus berjibaku sampai benar2 bisa jadi business owner ataupun investor, sedangkan cita-cita secara keseluruhan, aku ingin membagi ilmu tentang outsourcing/telecommuting ini ke teman-teman di indonesia dengan harapan Indonesia bisa melebihi india di bidang IT, indonesia punya potensi dan kultur kurang lebih sama dengan India, jd punya modal untuk menyaingi india aamiin, dan tak lupa seperti kata orang bijak kalau ada kemauan pasti di situ ada FABULA NOVA CRYSTALLIS FINAL FANTASY XIII (loh - maklum terobsesi sama gim ini :D ), ah kalo bayi mungkin aku baru mulai belajar berdiri, menjadi dewasa adalah langkah panjang, so mohon doanya …. SEMANGAAAAAAAD

May Ruby Be With You ^_^

referensi:http://adityakircon.blogsome.com
23.16 Iis Hasanah
Sudah 1,5 bulan lamanya aku keluar dari kantor yang dulu, CV Kiranatama, selama hampir 2 tahun itulah aku berkutat dengan namanya pekerjaan outsourcing di perusahaan tsb, aku bersyukur kepada Alloh SWT pernah menjadi bagian dari kiranatama, karena bisa menimba ilmu tentang proses bisnis outsourcing, awalnya aku mempertimbangkan keluar karena aku sering sakit kelelahan dikarenakan jarak tempuh ke kantor yang jauh dan sering juga terjebak kemacetan, jd berpikir, mungkinkah aku bekerja di rumah ?, so maka dari itu sekarang aku mencoba menjadi suami rumahan :D , pindah kuadran dari employee ke self-employee, memutuskan bekerja telecommuting dan mencari proyek outsourcing sendiri.

Banyak hal baru yang dihadapi, awalnya gusar karena ndak punya pekerjaan Full-time, setelah berjibaku selama lebih dari 3 minggu, dapat juga pekerjaan Full-time tetapi remote, senang tentu saja, apalagi mengingat puluhan proposal dan lamaranku yang ditolak. Menggali dan mencari pekerjaan telecommuting tidaklah mudah, apalagi dengan bahasa inggris-ku yang pas-pasan ditambah lagi skill ruby on rails yang baru 1,5 tahun, ragu-ragu, tetapi tetaplah harus dicoba, bismillah aku pun melangkah, dan berkeliaran lah aku di situs2 penyedia telecommuting job/remote job, beberapa yang aku coba, diantaranya adalah

http://www.workingwithrails.com
http://www.linkedin.com
http://jobs.rubynow.com
http://www.guru.com
http://www.odesk.com

Yang paling banyak aku kirim lamaran tentu saja workingwithrails.com, cuma dapat 2 wawancara, 1 dari Singapore dan 1 dari Australia, hasilnya “tidak diketahui”, selama beberapa hari aku menunggu email untuk mendapatkan hasilnya, ah sepertinya keduanya nyuekin daku tanpa satu patah kata pun penolakan, lalu berlanjut ke guru.com dapat 1 wawancara dari Amerika, deal tetapi aku cuma kuat beberapa hari, proyeknya sulit ditambah lagi gajinya juga sangat kecil, so resign deh, lalu beralih ke odesk.com dan melamar pulahan kali ndak ada respon, tetapi setelah aku ngambil test dan lulus ruby on rails, Alhamdulillah akhirnya dapat 2 proyek, keduanya dari Amerika, tetapi satu akhirnya aku lepas, karena khawatir ndak bisa fokus, oiya ini juga ditambah aku membanting harga “secukupnya” ketika melakukan penawaran, dari semua anggota team yang ada di projek tersebut, aku yang dihargai terendah kedua

Ah pikirku nggak masalah dibayar rendah juga, yang penting pengalaman dulu, uang mah belakangan, setelah 2 minggu berjalan ternyata ada kesulitan juga adaptasi, karena “hampir” tidak ada pengawasan, aku belum biasa untuk mengawasi diri sendiri, seringkali pekerjaan ditunda sampai malam hari, pagi dan siang malah dipakai chating atau maen Warcraft, imbasnya rada kewalahan dan capek karena terkadang mesti begadang sampai pagi, untung aja boss belum pernah sekalipun negur, ni sore ini aja aku malah ngeblog…… padahal kerjaan masih buanyak xixixixi, untungnya di team tersebut bukan hanya aku saja yang berasal dari Indonesia, ada teman dekatku yang sudah berkecimpung di dunia outsourcing dari tahun lalu, ternyata satu team dengan daku, ah syukurlah ada teman curhat, setidaknya lebih mudah curhat dengan menggunakan bhs indonesia ketimbang bhs inggris

Salah satu sisi positif bekerja remote adalah waktu lebih fleksibel, terserah kita bekerja kapan saja, tetapi negatifnya, kalau kurang disiplin bisa2 kerjaan numpuk dan akhirnya dikerjakan sampe subuh atau pagi, selain itu masalah terbesar bekerja remote adalah infrastuktur, mesti berinvestasi untuk mempunyai koneksi internet yang bagus, kalo kerja di kantor kita tidak memikirkan hal ini karena memang diurusi sama kantor, tapi kalo kerja remote, mikirin infrastruktur sangatlah penting, jujur aja aku diketawain sama client waktu dia tahu kalo kecepatan inetku cuma 7-9 KBps, dia bilang, it’s so 10 years ago, untung aja dia baik masih nerima aku walaupun koneksiku pas-pasan, paling ndak enak hati kalo internetnya mati, apalagi mati tersebut gara2 di ISP-nya mati lampu, bingung deh mau bilang apa ke client, aku pernah mengalami 2x tentang hal ini, syukurlah client masih sabar dan mengerti

Memang dengan kondisi infrastruktur internet indonesia yang payah, hal ini mesti disiasati, minimal Punya koneksi internet 2 macam, 1 utama, 1 cadangan, dalam konteks aku mungkin 2 minggu ke depan aku sudah harus switch ke koneksi speedy yang unlimited, dan untuk cadangan mesti beli HP GPRS, entahlah apa operatornya, mungkin matrix, lalu bagaimana kalau mati lampu ?, hmm mungkin bisa disiasati dengan Laptop (hiks aku lum punya laptop), ketika mati Lampu bisa lari ke hotspot terdekat, ya ya ya…. hotspot gratisan biasanya koneksinya payah……. mana bisa dipake kerja, apalagi setau saya biasanya akses SVN dan SSH diblok, tapi setidaknya dengan lari ke hotspot, messenger kita masih bisa Online, sehingga masih bisa keep in touch dengan boss atau rekan kerja yang lain, yah begitulah aku baru sadar sekarang ternyata bekerja di rumah pun butuh modal yang tidak sedikit

Sisi minus lain bekerja remote biasaya, jarang disediakan tunjangan, walaupun slot bekerja kita 8 jam sehari, tetap saja kita disebut sebagai “kontraktor” dan bukan “karyawan”, jadi perlu menyiasati untuk membuat tunjangan sendiri, misalnya inisiatif mendaftar di asuransi kesehatan, sisi positifnya karena posisi kita kontraktor, kalau mau kita bisa saja mendelegasikan pekerjaan kita ke orang lain alias meng-hire orang lain untuk menjadi karyawan kita, dengan demikian kita punya potensi untuk switch quadran ke business owner, tapi inipun tidaklah mudah karena integritas kita yang jadi taruhannya, jika salah pilih karyawan dan kita tidak bisa membinanya, bisa2 proyek jadi gagal, client kecewa, kita pun menunggak gaji karyawan, untuk hal ini aku belum berani, kalo temanku dia malah sudah punya 5 karyawan, dan uniknya dia belum punya CV atau PT untuk perusahaannya

Sisi minus yang lain adalah perkara bahasa dan mental, dari sisi bahasa seringkali aku kesulitan untuk mengungkapkan suatu ide yang memerlukan deskripsi yang panjang dan detail, alhasil ide kadang tercetus tidak sempurna, menyesal juga tentang hal ini, karena waktu SMP dulu aku membenci pelajaran bhs inggris, dari sisi mental perasaan inferior terkadang suka muncul, tapi ini biasanya akan segera terpulihkan kalo misalnya si bule rekan kerja kita ndak tahu tentang suatu subjek lalu nanya ke kita, pikirku “nah tu dia, bule juga manusia, ndak pinter2 amat koq ^-^”, jd berusaha bersikap biasa saja untuk mengatasi inferior ini

Sisi minus yang lain bekerja remote ini adalah saingannya banyak, terutama dari negara-negara berkembang sepertu India, Filipina, dan juga Negara-negara eropa timur seperti Rusia, Polandia dan Ukraina, apalagi terkadang ada juga yang banting harga edan-edanan, tetapi selama kita tekun dan berpikir positif, kalau kita yakin punya skill dan pengalaman, don’t worry proyek cepat atau lambat akan dapat, sisi positifnya kalau sudah dapat satu, wuiiih senangnya minta ampun, apalagi kalo di odesk segalanya ter-record dengan rapi, jadi history pekerjaan kita bisa jadi alat penawaran yang bagus bila kita akan mencari proyek selanjutnya

Dari sisi keluarga, bekerja di rumah juga memungkinkan kita lebih punya banyak waktu untuk keluarga, jadi sembari bekerja bisa juga bermesraan atau menggoda istri (ups), dan kalau nanti punya anak, mungkin akan punya waktu untuk mengantar atau menjemput anak sekolah, sisi negatifnya istri seringkali mesti mengalah untuk pemakaian komputer, kadang kasihan juga apalagi kami cuma punya 1 komputer, mungkin memang mesti punya rencana untuk membeli komputer khusus untuk bekerja

Nah terakhir tentu saja sisi minus di bagian penghasilan, kalo di odesk penghasilan biasanya berpindah tangan sampai beberapa kali, dari odesk lalu ke payment provider, dari payment provider barulah nyampe ke Bank ataupun ATM dan itu dalam jangka waktu berminggu-mingu, jika boss kita membayar gaji kita hari ini, maka uang tersebut paling cepat bisa diterima 3 minggu kemudian dengan dipotong beberapa kali, tetapi walaupun begitu penghasilan bersihnya masih lebih …………… eh cek sendiri deh di odesk…, berapa minimal uang yang diterima kontraktor tiap jam/bulan-nya :D

So kesimpulannya, walaupun ada banyak sisi minus, overall aku sangat bahagia dengan situasi ini, soalnya sisi positifnya lebih banyak ketimbang minusnya, cita-cita personal mungkin aku akan terus berjibaku sampai benar2 bisa jadi business owner ataupun investor, sedangkan cita-cita secara keseluruhan, aku ingin membagi ilmu tentang outsourcing/telecommuting ini ke teman-teman di indonesia dengan harapan Indonesia bisa melebihi india di bidang IT, indonesia punya potensi dan kultur kurang lebih sama dengan India, jd punya modal untuk menyaingi india aamiin, dan tak lupa seperti kata orang bijak kalau ada kemauan pasti di situ ada FABULA NOVA CRYSTALLIS FINAL FANTASY XIII (loh - maklum terobsesi sama gim ini :D ), ah kalo bayi mungkin aku baru mulai belajar berdiri, menjadi dewasa adalah langkah panjang, so mohon doanya …. SEMANGAAAAAAAD

May Ruby Be With You ^_^

referensi:http://adityakircon.blogsome.com